Tuesday , 15 October 2024
Indonesia | English
Berita
Berita
PERAWATAN DAN CLEANING CHILLER

Apa itu Sistem Pendingin?

Sistem pendingin kompresi uap merupakan sistem pendingin yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Sistem ini melibatkan fluida kerja yang mengalami proses penguapan, pengembunan, kompresi, dan ekspansi secara terus-menerus. Terdapat 4 tahapan proses pada sistem pendingin, sebagai berikut :

1. Proses Kompresi

Pada tahap ini, refrigeran yang berwujud uap jenuh dengan tekanan rendah dan suhu rendah dikompresi oleh kompresor sehingga tekanan dan suhunya meningkat menjadi lebih tinggi dari suhu lingkungan. Proses ini berlangsung secara isentropik, yaitu dengan entropi yang tetap.

2. Proses Kondensasi

Refrigeran bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi yang berwujud uap dari kompresor kemudian masuk ke kondensor. Di dalam kondensor, refrigeran melepaskan kalor ke lingkungan sehingga fasa refrigeran berubah dari uap menjadi cair jenuh. Proses ini berlangsung secara isobarik, yaitu dengan tekanan yang konstan.

3. Proses Ekspansi

Refrigeran yang berwujud cair jenuh dari kondensor selanjutnya masuk ke alat ekspansi. Di sini, tekanan dan suhu refrigeran diturunkan sehingga fasa refrigeran yang keluar dari alat ekspansi berupa campuran uap dan cair. Proses ini berlangsung secara isoentalpi, artinya entalpi konstan karena tidak ada kalor yang dibuang atau diserap.

4. Proses Evaporasi

Pada tahap ini, refrigeran yang sebagian besar berwujud cair menyerap kalor dari ruangan sehingga fasa refrigeran berubah menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung secara isobarik (tekanan konstan) dan isotermal (temperature konstan).

 

Komponen Sistem Pendingin

Sistem pendingin terdiri dari empat komponen utama, yaitu kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator. Keempat komponen ini bekerja secara sinergis untuk membentuk sistem refrigerasi yang efisien.

1. Kompresor

Kompresor berfungsi untuk mengkompresi refrigeran dan menyirkulasikannya ke seluruh sistem. Proses kompresi ini meningkatkan tekanan dan temperatur refrigeran, sehingga refrigeran yang keluar dari kompresor berada pada tekanan dan temperatur tinggi. Perbedaan tekanan antara masuk dan keluar kompresor ini memungkinkan refrigeran mengalir melalui sistem menuju kondensor.

2. Kondensor

Kondensor bertindak sebagai alat penukar kalor. Di dalam kondensor, refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi melepaskan kalor ke lingkungan sekitar, mengubah fasanya dari uap menjadi cair. Proses ini penting untuk mengurangi suhu refrigeran sebelum masuk ke alat ekspansi.

3. Alat Ekspansi (Thermal Expansion Valve - TXV)

Thermal Expansion Valve (TXV) mengontrol aliran refrigeran menuju evaporator sebagai respon terhadap beban pendinginan. TXV juga mengukur tingkat panas berlebih (superheat) di saluran keluar dan menyesuaikan jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator (menambah atau mengurangi) untuk mempertahankan tingkat superheat yang konstan sehingga evaporator bekerja efisien dan mencegah kerusakan akibat aliran refrigeran yang tidak tepat.

4. Evaporator

Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari dalam ruangan. Ketika udara ruangan mengalir melewati evaporator, refrigeran di dalam evaporator yang bertemperatur rendah menyerap panas dari udara tersebut. Proses pertukaran kalor ini mendinginkan udara yang kemudian disirkulasikan kembali ke ruangan, sementara refrigeran menguap dan kembali ke kompresor untuk memulai siklus pendinginan lagi.

 

Refrigeran R407

Refrigeran atau sering disebut sebagai freon, adalah cairan yang berfungsi menyerap panas pada suhu rendah dan melepaskan panas pada suhu tinggi. Sifat dasar refrigeran ini menjadikannya komponen penting dalam sistem pendingin, baik pada unit outdoor maupun indoor. Dengan tekanan suhu yang sesuai, refrigeran mampu mentransfer panas secara efektif, yang sangat penting untuk operasi optimal dari sistem pendingin.

Refrigeran R407 terdiri dari dua varian utama:

1. R407a

R407a adalah campuran hidrofluorokarbon (HFC) yang digunakan sebagai refrigeran. Ini adalah salah satu jenis refrigeran yang ramah lingkungan karena tidak merusak lapisan ozon. R407a sering digunakan dalam aplikasi pendinginan komersial dan industri karena kemampuannya untuk mentransfer panas secara efisien.

2. R407c

​407c adalah campuran zeotropik dari tiga jenis HFC: difluorometana (R32), pentafluoroetana (R125), dan 1,1,1,2-tetrafluoroetana (R134a). Campuran ini dirancang untuk menggantikan refrigeran R22 yang lebih berbahaya bagi lingkungan. R407c memiliki sifat termodinamika yang mirip dengan R22, sehingga sering digunakan dalam aplikasi pendinginan dan pemanasan udara. Campuran zeotropik ini berarti bahwa selama proses penguapan dan kondensasi, komponen-komponen individual dalam campuran akan menguap dan mengembun pada suhu yang berbeda, yang dapat mempengaruhi kinerja sistem jika tidak dikelola dengan baik.

Kedua varian refrigeran R407 ini menawarkan solusi yang lebih aman dan lebih ramah lingkungan untuk berbagai aplikasi pendinginan, sambil memastikan kinerja yang efisien dan andal.

 

Preventive Maintenance Unit Chiller

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas mengalami kerusakan selama proses produksi atau pengolahan. Dengan preventive maintenance, semua fasilitas produksi atau pengolahan dijamin kelancaran kerjanya dan selalu dalam kondisi siap dioperasikan setiap saat.

Preventive maintenance sangat penting dalam menangani fasilitas-fasilitas produksi atau pengolahan yang termasuk dalam unit kritis. Fasilitas produksi atau pengolahan termasuk dalam golongan unit kritis apabila :

  • Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja
  • Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produksi atau pengolahan
  • Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan proses produksi atau pengolahan

 

Langkah Perawatan Service Cleaning Unit Chiller

1. Membersihkan Fan Coil Condenser
Seiring waktu, kotoran dan serpihan tersedot ke dalam unit kondensasi luar ruangan dan mulai melapisi koil kondensor. Hal ini menyulitkan koil kondensor untuk melakukan tugasnya karena lebih sulit memindahkan panas ke udara luar jika koil tertutup kotoran. Tanpa pembersihan koil kondensor yang rutin, chiller akan menggunakan lebih banyak energi dan  mengurangi kemampuannya mencapai temperatur yang diinginkan. Akibatnya akan menambah biaya dan pengeluaran karena unit yang kinerjanya menurun.
​Pembersihan Fan dan Coil condenser dilakukan dengan langkah-langkah :

  • Membuka casing fan dan condenser ke tempat yang aman
  • Dilakukan pembersihan Fan dan Coil condenser menggunakan Jet Spray dengan memperhatikan alur sirip condenser sehingga tidak merusak sirip condenser
  • Dilakukan pembersihan pada casing fan dan body chiller dengan memperhatikan kelistrikan agar tidak terkena air
  • Apabila sudah dipastikan bersih Casing Fan dan condenser di pasang Kembali ke kondisi semula.

 

DAIKIN chiller cleaning dan maintenanceDAIKIN chiller cleaning dan maintenance   DAIKIN chiller cleaning dan maintenance

2. Pengecekan Filter Drier
Filter drier adalah komponen mesin pendingin yang berfungsi menyaring partikel-partikel kotoran dan uap dalam sistem sirkulasi refrigerant. Langkah pengecekan dilakukan dengan meraba pipa sebelum dan sesudah filter drier. Jika terdapat perbedaan suhu pada pipa, dapat disimpulkan bahwa filter drier tersebut mengalami kebuntuan.

3. Pengecekan Ampere
maintenance dan cleaning chiller DAIKIN

Pengecekan ampere dilakukan untuk mengetahui apakah beban kompresor tidak berlebih atau berkurang. Langkah pengecekan dilakukan dengan menyalakan unit chiller yang sudah dibersihkan, kemudian buka penutup power supply outdoor unit, pasang tang ampere pada salah satu kabel power, periksa situasi ampere meter dan cocokkan dengan yang tercantum pada nameplate.

 

 

4. Pengecekan Tekanan Refrigerant
Pengecekan tekanan refrigerant dilakukan untuk mengetahui tekanan refrigerant dalam sistem chiller. Analisa ini berguna untuk mengetahui apakah refrigerant cukup atau kurang dengan membandingkan parameter yang ada di nameplate chiller.

5. Pengecekan Oil Level, Sight Glass, Relay Kompresor, dan Heater Kompresor
Pengecekan oil level dilakukan untuk mengetahui apakah oli di kompresor cukup dan masih dalam kondisi baik. Warna oli yang semakin gelap menunjukkan kondisi yang kurang baik. Penggantian oli disarankan setiap 2000 jam operasi. Sight glass digunakan untuk melihat aliran refrigerant dalam sistem dan menganalisis fasanya. Jika cairan mengalir berarti fasa refrigerant adalah cair, dan jika terdapat gelembung berarti terdapat campuran uap dan cair.

6. Pengecekan Expansion Valve (Thermal Expansion Valve)
Pengecekan TXV dilakukan dengan meraba pipa sebelum dan sesudah TXV saat mesin pendingin beroperasi. Jika pipa setelah TXV dingin dan terjadi kondensasi, TXV masih bekerja normal.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, unit chiller dapat beroperasi secara efisien dan memberikan kinerja optimal setiap saat. Untuk kebutuhan cleaning chiller dan survei gratis chiller silakan isi formulir disini.